Fermentasi Dedak Padi untuk Pakan Sapi PO Jantan

Sapi - sapi Peranakan Ongole (sapi PO) atau disebut juga Sapi Jawa, merupakan salah satu plasma nutfah sapi lokal Indonesia, sehingga memiliki kemampuan adaptasi yang cukup bagus terhadap lingkungan wilayah kita dibandingkan dengan sapi – sapi eks import, seperti Peranakan Simental (PSm), Frishian Holstein (PFH) maupun Limosin (PL). Salah satu upaya untuk percepatan penggemukan sapi dengan teknologi pengolahan pakan murah dan berkualitas adalah melalui proses fermentasi.
Pengertian Tentang Fermentasi, Biodekomposer, dan Manfaatnya

  1. Fermentasi merupakan bioteknologi yang menggabungkan pengolahan secara biologis, kimiawi, dan rekayasa genetik yang dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan nilai nutrisi pakan dan memperbaiki teksturnya.
  2. Fermentasi timbul sebagai akibat adanya aktivitas mikrobia penyebab fermentasi pada subtrat organik yang sesuai. Mikrobia penyebab fermentasi ini disebut dengan Biodekomposer. Terjadinya fermentasi dapat menyebabkan perubahan sifat bahan pakan sebagai akibat dari pemecahan komponen bahan tersebut. Oleh karenanya melalui proses fermentasi bahan pakan dapat meningkatkan kecernaan dan kualitas protein serta dapat mendetoksifikasi racun yang ada didalamnya.
  3. Biomassa mikroorganisme sebagai hasil dari fermentasi yang dikenal sebagai protein sel tunggal merupakan sumber bahan pakan yang potensial, karena proteinnya tinggi dan mudah dicerna.
  4. Bahan pakan yang mengalami proses fermentasi akan mempunyai nilai gizi lebih baik dari pada bahan asalnya. Hal ini disebabkan oleh mikroorganisme yang mempunyai sifat katabolik terhadap komponen yang kompleks, sehingga mengubahnya menjadi komponen yang sederhana. Proses katabolik tersebut terjadi karena adanya beberapa enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme.
  5. Sosialisasi teknologi fermentasi pakan sudah mulai memasyarakat dan sudah banyak petani yang mengaplikasikan pakan fermentasi pada ternak kambing/domba maupun ternak sapi.
  6. Produk biodekomposer dari berbagai merk telah banyak di pasaran pertanian, yaitu produk mikrobia yang telah melalui proses seleksi dan pengolahan yang dikemas sedemikian rupa sehingga menarik konsumen.
  7. Jenis biodekomposer (probiotik) ada dua macam, berbentuk cair dan padat dengan harga sangat bervariasi antara Rp. 17.000,- – Rp. 50.000,- per satuan kilogram atau liter.
  8.  Petani ada yang berminat untuk mengaplikasikan biodekomposer dari mikrobia lokal (Mol). 

Diharapkan dengan pemanfaatan Mol akan diperoleh biodekomposer yang mudah didapatkan serta murah biayanya. Salah satu pemanfaatan Mol yang bisa direkomendasikan adalah dengan pemanfaatan limbah Rumah Potong Hewan (limbah RPH) berupa bolus/isi rumen sebagai sumber mikrobia.



Cara Pemanfaatan Limbah RPH sebagai Biodekomposer

  1. Cairan rumen sapi yang masih segar diambil dari RPH terdekat dan ditampung ke dalam jirigen;
  2. Cairan rumen diencerkan dengan menambahkan air sebanyak 2,5 bagian, lalu diaduk hingga homogen dan siap digunakan sebagai biodekomposer;
  3. Perbandingan campuran untuk fermentasi adalah 10 kg dedak padi : 5,5 l biodekomposer;
  4. Dedak padi difermentasi dengan cara memasukkannya sedikit demi sedikit ke dalam biodekomposerr yang telah tersedia, kemudian diaduk hingga merata dan dimasukkan ke dalam wadah plastik berupa tong, ember, atau kantong plastik, diperam dengan cara memadatkan dan ditutup rapat-rapat;
  5. Beberapa hari pada awal proses fermentasi berlangsung biasanya terjadi akumulasi gas methana di dalam wadah tersebut dan gas ini harus dikeluarkan dengan sedikit membuka wadah, lalu tutup rapat kembali hingga proses fermentasi berakhir selama 21 hari;
  6. Dedak padi yang telah difermentasi dijemur hingga kering dan disimpan untuk diberikan kepada ternak.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Fermentasi Dedak Padi untuk Pakan Sapi PO Jantan"

Posting Komentar